Selamat Datang! Saya berterima kasih atas kunjungan anda ke Blog saya. sering - sering mampir lagi di www.erlanda-boz.blogspot.com.

Sabtu, 05 Juni 2010

VERSUS

BLOGGER VS ANAK BAND



Trend warna musik ala anak band, yang kian mendominasi pentas musik tanah air, tak dapat dipungkiri telah melahirkan banyak anak-anak muda kreatif di negeri ini. Dan atas karya yang mereka hasilkan, tentu saja tak sedikit keuntungan yang berhasil di raih, dari mulai popularitas hingga limpahan materi.
Dan menurut teman saya di kelas,kebetulan dia adalah anak band juga dan bandnya cukup dikenal di seputaran Denpasar dan Badung bahkan mungkin hingga saya menulis postingan ini,band yang dia gawangi sudah mulai di kenal di Bali,
kata dia sih.., selain popularitas dan materi,keuntungan lainnya menjadi anak band itu adalah sangat gampang untuk menaklukan hati wanita yang sekalipun bukan merupakan fansnya.

Image anak band yang Keren,Cool dan macho nampaknya sudah mulai melekat di kalangan Kaum Hawa satu dekade ini.
Sampai saya pun berpikir untuk beralih Profesi dari Yang hanya seorang Blogger yang nggak dikenal menjadi seorang anak band yang dengan sejuta fansnya menyihir wanita-wanita manapun yang meliiknya,Memang saya rasa sangat menguntungkan berprofesi anak band daripada seorang Blogger,Honor yang diterima anak band jauh melampaui honor yan diterima seorang Blogger dari pemasangan Iklan di Blog mereka.

Tapi apa daya saya sudah sangat terlanjur mencintai dunia Tulis menulis dan Posting di dunia maya ini,seakan sudah menjadi nafas bagi saya.
ada keasyikan sendiri bagi saya dalam menggeluti profesi sebagai seorang blogger,
Buat kawan Blogger teruslah berkarya walaupun beda dengan Musisi atau anak band yang hasil karyanya berupa Lagu-lagu nan eksotis.
Blogger dapat menciptakan karya tulisan yang tidak kalah dari bagusnya alunan melodi sang anak band,
Intinya apapun profesi kita,kita harus memiliki Tekad dan kemauan yang keras dalam menjalaninya "ASTUNGKARA" segalanya itu akan berbuah manis,karena Tuhan tidak pernah menutup jalan seseorang kita harus terus berusaha..

Salam Blogger,
Selengkapnya...

BAND UB

KEHIDUPAN HOME BAND UB



Menyebut komunitas band, sekilas akan terbayang sekumpulan anak muda yang identik dengan kegiatan yang cenderung urakan dan tak bermoral disamping kegiatannya untuk bermusik. Mereka lebih dipandang sebagai anak-anak yang bebas dan tak mempunyai sopan santun.
Tapi pandangan semacam itu wajar-wajar saja di lontarkan setiap orang. Toh yang mengetahui baik tidaknya suatu individu adalah individu itu sendiri. Sebuah kelompok band memang identik dengan hal-hal yang negative dan bebas, sebab dunia mereka juga bebas, bebas melakukan apa saja dan bebas mengekspresikan diri lewat musik.
Banyak komunitas band lain yang mungkin saja seperti yang disampaikan diatas. Mereka cenderung urakan dan tidak disiplin. Tapi tunggu dulu, kita tidak bisa menghakimi seseorang dengan asal tanpa bukti-bukti yang objektif. Semuanya bergantung dari individu-individu itu sendiri, dan tentunya lingkungan tempat mereka biasa berkumpul.
Peran dari lingkungan sangat besar dalam hal ini. Sejauh mana karakter setiap individu sangat tergantung oleh baiknya lingkungan tempat mereka berkumpul. Secara logika jelas bahwa komunitas band yang urakan merupakan hasil dari pergaulan mereka pada suatu komunitas tertentu. Oleh karena itu jelas bahwa dibutuhkan suatu komunitas dan wadah tempat berkumpulnya komunitas band yang memberikan efek positif bagi mereka terutama bagi para mahasiswa di Universitas Brawijaya ini. Sehingga citra anak band menjadi lebih baik karena hal itu. Disini peran dari Unit Aktivitas Band atau yang biasa dikenal dengan nama Homeband sangatlah besar.
Sebagai komunitas band Universitas, tentunya homeband di harapkan dapat memberikan wadah bagi para komunitas band ( khususnya mahasiswa Universitas Brawijaya), tidak hanya yang mempunyai kemampuan dalam bermusik tetapi juga mewadahi orang-orang yang suka dan cinta akan musik itu sendiri.
Terbentuknya Homeband itu sendiri bermula dari terpecahnya satu komunitas yang bernama Unitas Seni Universitas Brawijaya pada tahun 90-an. Di dalam unitas seni itu tergabung tiga organisasi seni diantaranya adalah Tantri ( karawitan dan seni tari ), Paduan Suara, dan tentunya Homeband itu sendiri. Setelah mereka terpecah otomatis ketiga organisasi itu berjalan sendiri-sendiri dengan manajemen sendiri-sendiri pula. Dan tentunya ketiga organisasi tersebut merayakan hari jadinya dalam waktu yang bersamaan pula yaitu tanggal 12 Maret.
Dengan terpecahnya Unitas Seni tadi, Homeband pun akhirnya bisa berkonsentrasi untuk memajukan dunia musik di Universitas Brawijaya ini. Organisasi ini tentunya akan lebih bisa bergerak bebas dalam upayanya memajukan musik di lingkungan Kampus Brawijaya. Tidak hanya berkonsentrasi pada player band saja, homeband juga mulai memusatkan perhatiannya pada sisi organisasi dengan membentuk suatu Event Organizer (EO) yang mereka namakan Manajement Event.
Ada hal menarik yang berbeda antara EO yang umum dengan Manajemen Event ala Homeband. Jika EO biasanya memusatkan pada profit oriented, maka Manajemen Event Homeband lebih memusatkan pada study oriented. Artinya Manajemen Event lebih mengutamakan proses pembelajaran dalam upaya menyelenggarakan suatu event. Di mata Manajement Event, lebih baik mereka mengalami kerugian dalam hal finansial tetapi untung dalam hal pembelajaran bagi anggotanya. Menurut mereka proses pembelajaran lebih menguntungkan daripada hanya mengejar suatu keuntungan finansial dari sebuah event. Hal inilah yang ditanamkan pada setiap anggota dari Manajemen Event Homeband sehingga dalam setiap aktivitasnya Manajemen Event Homeband tidak mengejar keuntungan semata.
Dan selama ini mereka akhirnya dapat menghasilkan beberapa prestasi dalam kaitannya dengan Event Organizer diantaranya adalah menjadi EO Yovie and The Nuno sewaktu mengadakan konser di Samantha Krida, EO Ada Band EO Ari Lasso, Pensi Telkomsel with GIGI, Konser Indicaholic with Saint Loco, dll.
Di samping ada Manajement Event, Homeband tentunya mempunyai player band yang menjadi konsentrasi utama dari Homeband itu sendiri. Player band ini yang menjadi sorotan utama dari pihak luar. Namanya juga organisasi band jadi yang menjadi sorotannya adalah player itu sendiri. Sejauh mana suatu organisasi band itu berhasil dapat dilihat dari prestasi player band tersebut. Player Homeband sendiri sudah menghasilkan berbagai prestasi di tingkat nasional, misalnya menjadi juara dua PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional), juara satu PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) antar Universitas se Indonesia, juara dua Tangkai Lomba Pop se Indonesia di Jambi, dan juga sebagai band pembuka dari guest artis ternama di Indonesia di berbagai event.
Player dari Homeband itu sendiri juga mempunyai skill dan kemampuan menciptakan lagu diatas rata-rata. Hal ini dibuktikan karena sebagian alumni dari Homeband merupakan band-band yang cukup ternama saat ini, contohnya saja CCCC dan PUTIH. Kedua band itu merupakan alumni dari Homeband Universitas Brawijaya. Tapi jangan sangka kalau player homeband generasi sekarang tidak sehebat alumninya. Generasi Homeband yang sekarang juga mempunyai player yang bukan main hebatnya dalam hal skill bermusik. Mereka tentunya lebih mempunyai skill dan pengalaman bermusik yang lebih bagus dari alumninya dulu sebab jaman sekarang lebih banyak media yang mendukung terbentuknya hal itu.
Semakin banyak ajang-ajang musik dan Music Clinic di Malang tentunya membuat generasi sekarang mempunyai bakat yang merata dan berkompeten. Hal ini membuat Homeband Universitas Brawijaya lebih mempunyai player yang berkemampuan dalam musik yang merata dan banyak pilihan player yang bisa diperoleh oleh Homeband di Universitas Brawijaya ini. Homeband mengharapkan potensi yang ada di Universitas Brawijaya dapat di maksimalkan dengan adanya Festival musik tahunan yaitu KHARISMA. Dengan kharisma, homeband dapat mengetahui peta musik di Universitas Brawijaya dari berbagai fakultas dan juga homeband dapat mengenalkan musik jazz pada para mahasiswa di universitas Brawijaya. Karena menurut homeband musik jazz merupakan musiknya “orang pintar”, artinya untuk menguasai aliran musik jazz memang membutuhkan skill bermusik yang serba plus. Dan homeband ingin membuat dunia musik di Universitas Brawijaya menjadi lebih kompeten dan berskill berkat musik jazz tersebut.
Tapi homeband jelas tidak berkonsentrasi pada musik jazz saja, sebab dunia musik merupakan dunia yang bebas berkreasi dan berinovasi. Jadi tidak ada batasan untuk terus berkreasi. Menurut homeband, musik jazz merupakan dewa dari aliran musik, sehingga jika suatu player bisa menguasai aliran jazz maka secara tidak langsung dia bakal fasih dalam aliran musik lain. Tapi homeband jelas tidak akan menghentikan kreasi dan inovasi dari tiap player, sebab kebebasan atas musik sendiri merupakan suatu modal penting dalam menciptakan musik yang benar-benar berkualitas dan berkarakter. ? Yd
Selengkapnya...

KESUKSESAN

HIDUP SUKSES SEBAGAI ANAK BAND


Sepanjang tahun 2007 hingga pertengahan tahun 2008 ini, telinga masyarakat pecinta musik Indonesia semakin dimanjakan oleh kehadiran lagu-lagu bernuansa baru, yang dibawakan oleh grup-grup band baru, dengan karakter dan konsep musik yang berakar dari kentalnya sikap serta semangat berkreasi dari anak-anak muda.

Minat generasi muda bangsa untuk membentuk grup band, dari tahun ke tahun, terus mengalami peningkatan. Dalam 2 tahun terakhir, ada lebih dari 2100 grup band baru telah terbentuk di seluruh Indonesia.

Band-band baru tersebut mengusung aliran-aliran musik hardcore, slow rock, rock alternatif, reggae, jazz, pop, pop alternatif, dan pop kreatif.
Terbentuknya suatu grup band, cenderung bermula dari adanya kesamaan minat serta rasa kecintaan sekelompok anak muda yang terikat tali pertemanan, pada suatu aliran musik tertentu. Namun ada juga sejumlah grup band baru lain yang terbentuk setelah melalui proses pencarian bakat pada suatu event musik.

Adanya kesamaan minat serta kecintaan pada musik, membuahkan sikap kreatif dari para personel band yang baru terbentuk untuk menciptakan lagu dan aransemen musik yang sesuai dengan aliran musik yang mereka usung.

Tidak sedikit dari lagu-lagu yang dibuat oleh personel grup band-grup band baru itu, yang kemudian dicoba untuk ditawarkan pada industri rekaman. Penawaran hasil karya cipta mereka tersebut, dilakukan sebagai upaya untuk mencari popularitas atau menjadikan kehidupan bermusik sebagai sebuah sumber penghasilan.

Meskipun demikian, tidak sedikit pula dari grup band-grup band baru tersebut yang dibentuk hanya untuk menyalurkan bakat mereka dalam bermusik, dan bukan untuk mencari popularitas.

Kreativitas anak-anak muda yang membentuk grup band ini, memang hanya sebagian kecil saja yang berhasil mencapai tangga popularitas karena industri rekaman bersedia untuk memproduksi karya mereka secara massal dalam bentuk kaset atau CD.

Memang tidak secara otomatis, grup band-grup band yang baru pertama kali masuk dapur rekaman, langsung meraih popularitas. Sejumlah grup band yang telah berhasil masuk dapur rekaman, tingkat popularitas nama grup band mereka hanyalah sebatas : dikenal namun tidak terlalu terkenal.

Grup band yang langsung menggapai popularitas meskipun baru mengeluarkan album untuk pertama kalinya, jumlahnya juga tidak sedikit. Semua itu bisa langsung mereka peroleh karena pasar menerima dengan baik lagu-lagu yang mereka bawakan dalam album kaset atau CD mereka.

Bisa dibilang, para pendengar dan pencinta musik inilah yang menjadi penilai, apakah lagu karya cipta mereka bisa segera mencapai puncak tangga popularitas atau tidak.

Mempertahankan popularitas, tidaklah mudah. Pada prinsipnya, kreativitas harus terus dipacu, sehingga popularitas yang telah diperoleh grup band-grup band baru tersebut, tidak mudah tenggelam ditelan waktu.

Oleh sebab itu, semenjak mengeluarkan album rekaman kaset atau CD, sebuah grup band baru sebaiknya telah memiliki suatu tim manajemen bang yang bekerja untuk mengelola kegiatan grup band secara profesional.

Adanya suatu sistem manajemen band yang dijalankan secara profesional, membuat sejumlah grup band yang tergolong baru tersebut, dapat melakukan kegiatan promosi album, mendistribusikan kaset, menjaga kedekatan emosional grup band dengan para penggemar, atau mengatur jadwal pentas, baik secara on air atau secara off air.

Beberapa grup band yang tergolong baru namun pada saat ini telah mencapai tangga popularitas, diantaranya : Andra and The Back Bone, Samsons, Kangen Band, ST-12, Vagetoz, Angkasa, D’Masiv, Wali, dan lain sebagainya. Adapun lagu-lagu karya cipta mereka, membawa warna baru pada khazanah industri musik di Indonesia.

Mereka merupakan bagian dari grup band-grup band baru yang berhasil populer dan dikenal masyarakat luas, dimana lagu karya-karya mereka menciptakan pasar industri musik semakin semarak, bergairah, dan terus berkembang.

Lagu-lagu yang mereka bawakan, cenderung tidak lagi anti kemapaman, namun sudah dibawah pengaruh industri musik yang aktif mencari berbagai karya cipta lagu, yang dapat diterima di pasaran pembeli karya cipta lagu.

Kuatnya pengaruh industri musik, membuat grup band-grup band baru tersebut, harus bisa berkreasi serta menghadirkan karya cipta lagu yang memiliki daya jual. Mungkin kondisi ini cukup mempengaruhi kebebasan mereka dalam berkreasi.

Besarnya pangsa pasar industri musik di Indonesia, membuat kegiatan produksi kaset serta CD dari para grup band, tidak hanya dilakukan dengan memanfaatkan sejumlah industri rekaman yang telah memiliki nama besar, jalur distribusi skala nasional, dan sistem manajemen promosi yang sudah solid.

Upaya untuk memasarkan album rekaman yang berisikan lagu-lagu karya cipta para personel band, bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan konsep pemasaran secara indie label, yaitu konsep kegiatan perekaman, produksi dan pemasaran kaset atau CD secara personal.

Jalur indie label memang merupakan salah satu cara untuk membuat album rekaman sendiri dalam jumlah produksi yang terbatas lalu mempromosikannya sendiri karena keterbatasan modal apabila ingin memproduksi kaset atau CD album rekaman dalam jumlah besar.

Meskipun jumlah produksi kaset atau CD terbatas, dan hanya diedarkan pada wilayah yang terbatas pula, akan tetapi itu tidak menutup kemungkinan, karya cipta mereka dapat di lirik atau menarik perhatian produser musik, yang sedang mencari grup-grup band baru dengan karya-karya cipta lagu yang bisa dipopulerkan.

Beberapa grup band yang pada saat ini sudah terkenal dan telah memiliki penggemar fanatik, memanfaatkan konsep produksi kaset atau CD secara indie label, pada saat mereka merintis peluncuran album pertama grup band mereka.

Grup band Padi, Cokelat, PAS Band (skala nasional), Metallica, Oasis, dan Nirvana (grup band mancanegara yang sudah terkenal), merupakan contoh beberapa nama dari grup band yang mengawali kegiatan rekaman pertama mereka dengan menggunakan jalur indie label.

Dengan kata lain, memproduksi kaset ataupun CD yang berisikan karya cipta musik sendiri dengan menggunakan indie label, bisa dijadikan batu loncatan untuk meraih kesuksesan dibidang musik, terutama kalau album indie label mereka akhirnya dapat menarik minat produser musik untuk mengikat kerjasama grup band untuk produksi kaset atau CD album secara massal.

Setidaknya, jalur produksi dan pemasaran secara indie label, dapat memenuhi suatu ungkapan yang menyatakan : "dimana ada kemauan, di situ ada jalan."

Jadi tidaklah salah kalau dikatakan, selain bersifat hobby, bermain musik dalam suatu band, dapat dijadikan sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.

Langsung atau tidak langsung, popularitas dari sejumlah grup-grup band yang telah lama merajai pasar industri musik serta penjualan kaset di tanah air, merupakan salah lokomotif penggerak bermunculannya generasi muda bangsa yang ingin mengambil jalur musik sebagai jalan kehidupan mereka.

Industri musik memang membawa magnet positif bagi kehidupan orang-orang yang ingin bertekun dalam kegiatan bermusik. Apresiasi besar yang diberikan para pencinta musik tanah air, lebih membuka peluang pada para musisi yang tergabung dalam grup band, untuk dapat hidup lebih sejahtera.

Pandangan masyarakat pada kehidupan anak-anak band, tidak lagi terpaku pada citra negatif karena maraknya penggunaan narkoba di kalangan anak-anak band. Perubahan cara pandang ini terjadi karena sudah semakin banyak anak-anak band tanah air yang mengerti dan menyadari kalau penggunaan narkoba, dapat mempercepat kehancuran karir dari grup band mereka.

Jadi, membangun adanya sebuah harapan dan kehidupan baru dengan kualitas hidup yang lebih baik, dapat dijalani dengan hidup sebagai musisi atau ikut bergabung pada suatu grup band.

Awalnya mungkin baru sebatas mimpi. Namun sebuah keberhasilan yang dilandasi oleh ketekunan dan besarnya keinginan untuk hidup maju atau memperbaiki kualitas hidup, dapat pula diupayakan dengan cara membentuk grup band serta dilanjutkan membuat album rekaman.

Kangen Band merupakan salah satu contoh nyata kalau kreativitas yang dibangun dan dijalani sebagai anak band, memang dapat merubah alur kehidupan sekelompok anak muda yang bersemangat untuk maju dengan cara yang benar.

Peluang yang mereka dapat, mereka manfaatkan untuk memperbaiki jalan kehidupan, hidup berkecukupan materi, terkenal serta menjadi publik figure. Mereka menyikapi kesempatan yang mereka peroleh dengan memacu kreativitas diri untuk menghasilkan lagu-lagu yang dapat diterima masyarakat pencinta lagu.

Oleh karena itu dapat dikatakan, kalau para industri musik dan para pencinta musik di Indonesia, cenderung tidak lagi terpaku pada wajah ganteng serta suara bagus semata dari vokalis suatu grup band, namun sudah mengarah pada penerimaan sebuah karya sebagai sesuatu hal yang patut dihargai.

Meskipun latar belakang kehidupan para personelnya adalah pedagang atau bekerja secara serabutan, namun para personel Kangen Band memanfaatkan secara maksimal kesempatan yang mereka peroleh, untuk dijadikan sumber penghasilan yang sangat menjanjikan dan dapat merubah peruntungan mereka selama ini.

Tak dapat dipungkiri kalau industri musik masa kini, memang menjanjikan perubahan kualitas hidup, apabila para personel dari suatu grup band, mampu menciptakan karya cipta lagu yang dapat dinikmati dan disukai masyarakat, khususnya oleh para pecinta serta pendengar musik.

Masyarakat pencinta musik dapat menghadirkan suatu perbaikan kualitas kehidupan para personel grup band, terutama apabila minat serta bakat mereka dalam bermusik, serius mereka jalani, karena karir sebagai musisi, tidak menutup kemungkinan untuk hidup sejahtera.

Para orang tua dan juga pemimpin bangsa ini, seharusnya memberikan kesempatan serta ruang yang lebih leluasan pada generasi muda bangsa, untuk menyalurkan bakat dan kemampuan bermusik mereka, sehingga mereka dapat menjalani kegiatan positif, terutama dalam mengungkapkan ekspresi berkesenian mereka.

Bagaimanapun, kesuksesan yang diraih oleh sejumlah grup band yang pada saat ini telah memiliki nama besar, merupakan salah satu motivator penggerak utama, untuk menciptakan generasi muda yang kreatif serta dapat menjalani kehidupan yang lebih baik sebagai seorang musisi apabila dilakukan dengan serius.

Semua orang ingin hidup maju. Semua orang ingin merasakan keberhasilan pada alur kehidupan. Tidak terkecuali, generasi muda bangsa yang memiliki bakat atau minat untuk menjalani hidup mereka dengan berkarir sebagai musisi.

Keberhasilan di bidang musik dapat dicapai apabila setiap orang yang menginginkan perubahan jalan kehidupan dengan cara bermain musik, bersikap kreatif, tidak mudah menyerah dengan keadaan, menjaga sikap serta perilaku, dan juga tahu bahwa sebuah kerja keras, pada akhirnya akan membawa hasil seperti yang diinginkan.

Hidup sukses dan sejahtera dengan menjadi anak band, bukanlah sesuatu hal yang mustahil...
Selengkapnya...

PENGALAMAN

Dodolnya Anak Aksel (Cerita 8 : Menjadi Anak Band)

Seni, itu adalah satu kata yang mempunyai banyak arti, seni adalah sesuatu yang indah, seni adalah karya yang sangat rumit, seni adalah karya seseorang yang mempunyai arti mendalam, seni adalah air yang dikeluarkan sebagai sisa-sisa pembakaran dalam tubuh. Menurut pengamatanku, umunya seniman itu bergaya lebih berantakan daripada diriku, seakan-akan mereka mempunyai moto “asal bau yang penting berkarya”.
Seni juga banyak bentuknya (air seni tak termasuk), mulai dari yang berbentuk sampai yang tak berbentuk seperti lagu atau musik. Tapi dari sekian banyak seni, seni menggambar lukisan adalah yang paling tak kumengerti, apalagi yang bergenre abstrak. Lukisan cuma coret-coret gak jelas bisa dihargai lebih tinggi dari harga diriku. Padahal lukisan itu kelihatan kayak kanvas yang gak sengaja kejatuhan cat warna warni. Menurutku malah gambar gunung adikku yang masih TK masih lebih bagus.

Aku memang sama sekali tak punya rasa seni. Aku pernah coba gambar lukisan abstrak yang kayak buatan Da Vinci gitu, hasilnya sangat mengenaskan, kuberi judul “benang kusut”. Sepupuku yang jago gambar pernah mengajariku cara menggambar yang sesuai dengan TKMYB (Tata Krama Menggambar Yang Baik), tapi tetep aja hasilnya benang kusut.

Karena itulah nilai kesenianku selalu anjlok. Pelajaran kesenian selalu menjadi menyebalkan karena hasil karyaku selalu cocok di tempat sampah. Waktu SMP, ujian praktek kesenian adalah main rekorder (seruling). Temanku yang aju kebanyakan berhasil. Giliranku sekarang, bunyi rekorder nya sangat tak enak di telinga, mengingatkanku akan bunyi kentutku kemarin malam. Sadisnya guruku malah ketawa di depan waktu aku salah bunyiin nada.

Itu main alat musik, apalagi nyanyi. Amit amit jabang beibi aku disuruh nyanyi kedepan. Aku lebih memilih kerjain makalah daripada maju ke depan. Waktu ujian praktek akhir, semua anak tanpa kecuali harus nyanyi ke depan. Aku betul-betul gugup ketika giliranku tiba. Menurut ibuku, supaya gak gugup anggap aja orang yang memperhatikan itu batu. Aku pun mengikuti sarannya dan bernyanyi dengan suara yang dapat membuat seseorang menyesal lahir ke dunia. Didalam bayanganku pun, batu-batu didepanku meledak semua.

Belajar dari pengalaman, saat SMA kau gak mau masuk ke ekskul yang ada keseniannya. Kalau pelajaran kesenian ada tugas biasanya aku minta ibuku yang kerjain dengan imbalan aku yang cuci piring.

Pada suatu hari bu Rima, guru kesenian kami, membagi kami kedalam kelompok yang bertugas membentuk sebuah Band. Kelompokku ada sekitar 8 orang, jelas kami bingung gimana cara pembagian tugasnya. Karena aku gak bisa apa-apa, aku akan jadi penari telanjang aja disebelah vokalis. Semua menolak karena merasa tubuhku tak pantas jadi tontonan. Alhasil, aku jadi keyboardis, itupun waktu kami main suara keyboardnya kukecilin terus aku pencet asal-asal.

Nah, beberapa temanku ternyata membentuk Band betulan setelah tugas itu, dan aku pun diajak. Karena aku mahir keyboard (baca: tau letak doremifasolasido), aku resmi bergabung dengan band mereka sebagai keyboardist dan backing vocal. Tapi entah sejak kapan aku akhirnya jadi vokalis utama. Karena main sama teman-temanku, jadi aku pede aja nyanyi dengan suara alienku itu.

Setelah agak lama sering latian, kami pun mulai memikirkan nama Band. Beberapa nama disiapkan seperti Jam Band (Jamban), Tambal Band (Tambal Ban), Blue Band (ini lebih gak jelas, nama mentega) sampai nama yang dibaca dengan aksen prancis, Bac~sow~dwa Band (dibaca: Bakso Dua Bang!).

Kami mau buat nama Band yang aneh dan panjang, karena kami semua adalah penggemar band barat. Awalnya kami memakai nama Lost Childern In Out Spaces (Anak yang tersesat di luar angkasa), tapi setelah dipikir, kasian banget tuh anak, jadi kami ganti lagi. Sempat ganti-ganti mulai Eve sampai Stensil, akhirnya kami resmi memakai nama No One Ever Does. Keren banget ya.

Setelah punya nama, kami jadi sering latihan. Banyak lagu yang kami coba mainkan, rata-rata lagu band luar. Pernah kami lagi asik-asiknya main lagu On Top Of The World punya Boys Like Girls yang nge-rock banget, tiba-tiba sifat Indo punya gitaris kami kumat sehingga kelanjutannya kami malah main Cari Pacar Lagi-nya ST 12. Gak nyambung banget ya. Ngomong-ngomong kalau dari luar studio, musik kami kedengaran kayak segerombolan pemuda yang teriak-teriak mau menduduki kantor gubernur.

Pada suatu hari Al-Azhar mengadakan Pensi (Pentas Siswa) yang membuka pendaftaran untuk Band-band yang mau manggung. Kami jelas tak mau melewatkan itu. Dengan pede kami mendaftar langsung. Tapi efeknya baru terasa malam sebelum hari manggung. Aku tegang banget, sampai ngupil yang biasanya bisa berjam-jam kini hanya setengah jam. Aku gak berani dengerin lagu yang akan kami bawa nanti. Gimana nanti kalau terjadi kematian massal saat aku nyanyi? Gimana kalau aku dilemparin batu bata? Gimana kalau Shireen Sungkar betul-betul jadian ama Adly Fairuz? Pikiran-pikiran negatif menghantuiku malam itu.

Akhirnya hari itu tiba. Kami dapat giliran agak terakhir, jadi sambil nunggu kami nonton Band lain. Perasaan tegang itu makin menjadi-jadi waktu ngeliat banyaknya orang yang nonton. Ya Allah, jika suaraku nanti menyebabkan cacat permanen pada yang mendengar, tolong ampuni aku dan tetap jodohkan aku dengan Shireen Sungkar, begitu doaku dalam hati.

Akhirnya giliran kami tiba. MC cewek yang kelewat semangat mengumumkannya, “kini kita sambut, No One Ever Dies”. Ampun nih MC dodol, bisa-bisanya salah nyebutin nama Band kami. No One Ever Does yang artinya “tak ada yang pernah lalukan” menjadi No One Ever Dies yang berarti “tak ada yang pernah mati”. Jauh banget!

Diatas panggung aku udah kayak anak idiot. Setiap band sebenarnya dikasih main 2 lagu, tapi karena menurut pertimbangan kami hanya betul-betul lancer main satu lagu, kami pun hanya memainkan satu lagu. Beginilah kata pembuka dari Tommy, gitaris dan Backing Vokal kami: “Kami hanya akan main satu lagu karena setelah ini kami akan manggung di sunatan pak RW”. Dodol ya, itu betulan terjadi lho!

Kami memainkan lagu dari My Chemical Romance berjudul “I’m Not Okay”. Aku, karena baru pertama ini manggung, jadi kaku banget. Biasanya vokalis band rock kan joget-joget gak jelas di atas panggung, kalau aku kayak patung yang megang mik. Gitaris pun sempat miss beberapa nada. Selama manggung aku memperhatikan reaksi penonton, mereka kok kelihatan terpana ya, atau malah gak tau mau ngapain liat aksi kami yang mirip acara debus.

Akhirnya selesai. Aku mengucapkan terima kasih terus langsung buru-buru turun sebelum ada yang sadar bahwa sang vokalis seharusnya dilempari batu sampai mati. Para penonton pun tepuk tangan, kayaknya sih setengah hati. Temanku ternyata ada yang merekam penampilan kami. Setelah kuliat, aku langsung menyarankan agar dihapus aja.

Tapi ternyata ada juga yang suka. Temanku iis, bilang kalau penampilan kami bagus (inilah yang membuatku curiga kalau dia itu sebenarnya agak tuli), Dimas juga bilang kami keren (belakangan aku baru tahu kalau dia gak suka korek kuping). Yang jelas, kami sendiri puas. Ini pengalaman berharga.

Sekarang, setiap aku mikirin saat-saat kami manggung, malamnya selalu mimpi buruk.
Selengkapnya...

CIRI

1. rambut mohawck, emo, harajuku, britpop
2. stelean indies, rock and roll, ato ke jepang2x-an ala Harajuku.
3. beli baju ato jacket? KE DISTRO aja (walaupun ga beli apa2x he..he..)
4. jacket cewek : warna yg nabrak2x kaya IJO, KUNING, - army ato skrng2x mulai kotak2x bergaris
jacket cowok : jeans - cardinal - vitage merek adidas - pake jas yg item - army
cewek-cowok: semua pakean mulai dari sepatu - jam buatan distro
5. pake gelang2x karet yg item2x
6. jomblo = cupu
7. nonton TV? MTV terusss
8. malem minggu ngajak si doi pasti ke mall
9. ke warnet cuma buka FRENDSTER he..he..
10. di buss, di angkot, lagi jalan, di skull ato di kampus bawa mp3 ato i pod trus di stel
11. hp minimal 2 jt-an berkamera
12. pose foto :
cewe : 45′ DERAJAT DENGAN TAMPANG SO CUTE(BIAR JELEKNYA GA KELIATAN)
cowo : NGANGKAT DAGU NGELIAT KE ARAH YG TERANG CAHAYANYA..kalo ga NUNDUK KE BAWAH MATA LIAT KE DEPAN sambil pamer rambut trus dipasang di FS
13. bahasa sms “h1, hr Ni Lo3 M0 jLn2x B4rEn9 tem3N2x 9W ga ?”
14. lagu ? indie, britpop, japan. dewa19, gigi DLL mah lewat
15. makan? Mcd, KFC, JCO, bread talk, dll
15. JADI KORBAN penculikan TIANSI
16. belajar dari MBS?? sekarang guitar pro
17. jamannya laptop Hobby nyari wifi gratisan
18. MIYABI dan jav idol adalah tontonan wajib
19. nangkring di pinggir2x mall sambil ngeliatin orang2 yang ada dibawah
20. yg cewek jalan2x ke strawberi yg nyedianin pernak pernik
21. jam tangan levi’s / odm yg kotak2x padahal kw 1
22. kerjaannya nyari invitation biar bisa clubbing gratis
23. yang cewek ikutan ngerokok, tapi ngga ditarik cuma isep-buang biar keliatan keren
24. hapenya 2, satu buat sms, musik, foto2, dll satu buat nelfon murah hehehe
25. skinny jeans
26. kalo lagi sendirian di tempat rame, kerjaannya ngotak-ngatik hape, biar keliatannya lagi sms-an, padahal kesepian
27. dulu doraemon, sekarang spongebob
28. kebanyakan yang cewe diliat dari belakang, malam minggu, tapi di liat dari depan, buset! malam jum’at kliwon
29. jaman nya pake celana pensil ma sepatu pantofel
30. yg cewe pada sibuk cari cowo yg anak emo,biar ga ketinggalan jaman
31. bikin MSN/YM biar dikata gaul lalu bikin myspace, LC (Live Connector), Facebook dan situs networking lainnya
32. kalo dulu cowo baru kenalan ama cewe nanyanya nomor hape doang, sekarang ditambah lagi, ”friendster” lo apa ?
33. bawa lapotop cari wifi gratisan = KESEPIAN, GA ADA TEMPAT TONGKRONGAN, MALLLUUU. jadi mojok buka web yg ga penting
34. yang punya hape, udah kayak mekanik hape, apal fitur2x hp
35. kaum yg hobinya minoritas klo dulu dianggap kuper malah jadi gaul gara2 “Blur” ngetopin gaya kacamata anehnya
36. kalo sms romantis ga mau pake bahasa indonesia, pakenya bahasa inggris
37. pasti minta di add sama temennya, padahal mah tiap hari bisa ktemu temennya, trus suka minta diisi testinya
38. kalo cewe baju kuning, cardigan ungu, celana ijo, sepatu pink
39. kalo cowo pake polo shirt gitu kerahnya pasti dinaekin. Gak demen banget gw liatnya!
40. makan rombongan, penampilan keren, pas bayar antri alias BMM kasirnya BT knapa gk sekalian 1 aja yg byr
41. kalo ke starbucks yg beli kopi cuma 1 orang yg nongkrong 1 geng
42. cowok: cardigans, baju mickey mouse, celana skinny jeans, sepatu converse, rambut gondrong2 indie, badan begeng
43. Friendster/ myspace/ facebook nya ga nahan dong, Fotony dibuat seartistik mungkin, profilnya diisi dgn kata2 ga jelas kyk di atas, favorit movie, books, sama musicnya pasti didominasi nama2 yg g terkenal
44. Cewek2 mengucapkan kata “ya iyalah” dan “jangan gila dong” dengan lidah yg melet2 kyk orang lg teler
45. Selera musiknya high class dong indie pop, folk, jazz, ambient, chill tapi ada juga cewe yg ngaku2 suka band2 emo padahal g tau lagunya
46. Menggilai pop art dan selalu memakai baju bergambar marylin monroe ato cover album velvet underground yg bergambar pisang
47. SOk nge-Jazz padahal taunya cuma MALIQ The Essentials
48. gak apal lirik kalo disuruh nyanyi lagu wajib ato malah gak tau
49. friendster, myspace, facebook, yang penting temenny banyak! Mo kenal kek, kagak kek, add aj trus. Kalo perlu bikin account lebih dr lima
50. jaman nya CAMPUR-CAMPURIN ALIRAN/GENRE [anggi]

Selengkapnya...

Template by:
Free Blog Templates