KEHIDUPAN HOME BAND UB
Menyebut komunitas band, sekilas akan terbayang sekumpulan anak muda yang identik dengan kegiatan yang cenderung urakan dan tak bermoral disamping kegiatannya untuk bermusik. Mereka lebih dipandang sebagai anak-anak yang bebas dan tak mempunyai sopan santun.
Tapi pandangan semacam itu wajar-wajar saja di lontarkan setiap orang. Toh yang mengetahui baik tidaknya suatu individu adalah individu itu sendiri. Sebuah kelompok band memang identik dengan hal-hal yang negative dan bebas, sebab dunia mereka juga bebas, bebas melakukan apa saja dan bebas mengekspresikan diri lewat musik.
Banyak komunitas band lain yang mungkin saja seperti yang disampaikan diatas. Mereka cenderung urakan dan tidak disiplin. Tapi tunggu dulu, kita tidak bisa menghakimi seseorang dengan asal tanpa bukti-bukti yang objektif. Semuanya bergantung dari individu-individu itu sendiri, dan tentunya lingkungan tempat mereka biasa berkumpul.
Peran dari lingkungan sangat besar dalam hal ini. Sejauh mana karakter setiap individu sangat tergantung oleh baiknya lingkungan tempat mereka berkumpul. Secara logika jelas bahwa komunitas band yang urakan merupakan hasil dari pergaulan mereka pada suatu komunitas tertentu. Oleh karena itu jelas bahwa dibutuhkan suatu komunitas dan wadah tempat berkumpulnya komunitas band yang memberikan efek positif bagi mereka terutama bagi para mahasiswa di Universitas Brawijaya ini. Sehingga citra anak band menjadi lebih baik karena hal itu. Disini peran dari Unit Aktivitas Band atau yang biasa dikenal dengan nama Homeband sangatlah besar.
Sebagai komunitas band Universitas, tentunya homeband di harapkan dapat memberikan wadah bagi para komunitas band ( khususnya mahasiswa Universitas Brawijaya), tidak hanya yang mempunyai kemampuan dalam bermusik tetapi juga mewadahi orang-orang yang suka dan cinta akan musik itu sendiri.
Terbentuknya Homeband itu sendiri bermula dari terpecahnya satu komunitas yang bernama Unitas Seni Universitas Brawijaya pada tahun 90-an. Di dalam unitas seni itu tergabung tiga organisasi seni diantaranya adalah Tantri ( karawitan dan seni tari ), Paduan Suara, dan tentunya Homeband itu sendiri. Setelah mereka terpecah otomatis ketiga organisasi itu berjalan sendiri-sendiri dengan manajemen sendiri-sendiri pula. Dan tentunya ketiga organisasi tersebut merayakan hari jadinya dalam waktu yang bersamaan pula yaitu tanggal 12 Maret.
Dengan terpecahnya Unitas Seni tadi, Homeband pun akhirnya bisa berkonsentrasi untuk memajukan dunia musik di Universitas Brawijaya ini. Organisasi ini tentunya akan lebih bisa bergerak bebas dalam upayanya memajukan musik di lingkungan Kampus Brawijaya. Tidak hanya berkonsentrasi pada player band saja, homeband juga mulai memusatkan perhatiannya pada sisi organisasi dengan membentuk suatu Event Organizer (EO) yang mereka namakan Manajement Event.
Ada hal menarik yang berbeda antara EO yang umum dengan Manajemen Event ala Homeband. Jika EO biasanya memusatkan pada profit oriented, maka Manajemen Event Homeband lebih memusatkan pada study oriented. Artinya Manajemen Event lebih mengutamakan proses pembelajaran dalam upaya menyelenggarakan suatu event. Di mata Manajement Event, lebih baik mereka mengalami kerugian dalam hal finansial tetapi untung dalam hal pembelajaran bagi anggotanya. Menurut mereka proses pembelajaran lebih menguntungkan daripada hanya mengejar suatu keuntungan finansial dari sebuah event. Hal inilah yang ditanamkan pada setiap anggota dari Manajemen Event Homeband sehingga dalam setiap aktivitasnya Manajemen Event Homeband tidak mengejar keuntungan semata.
Dan selama ini mereka akhirnya dapat menghasilkan beberapa prestasi dalam kaitannya dengan Event Organizer diantaranya adalah menjadi EO Yovie and The Nuno sewaktu mengadakan konser di Samantha Krida, EO Ada Band EO Ari Lasso, Pensi Telkomsel with GIGI, Konser Indicaholic with Saint Loco, dll.
Di samping ada Manajement Event, Homeband tentunya mempunyai player band yang menjadi konsentrasi utama dari Homeband itu sendiri. Player band ini yang menjadi sorotan utama dari pihak luar. Namanya juga organisasi band jadi yang menjadi sorotannya adalah player itu sendiri. Sejauh mana suatu organisasi band itu berhasil dapat dilihat dari prestasi player band tersebut. Player Homeband sendiri sudah menghasilkan berbagai prestasi di tingkat nasional, misalnya menjadi juara dua PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional), juara satu PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) antar Universitas se Indonesia, juara dua Tangkai Lomba Pop se Indonesia di Jambi, dan juga sebagai band pembuka dari guest artis ternama di Indonesia di berbagai event.
Player dari Homeband itu sendiri juga mempunyai skill dan kemampuan menciptakan lagu diatas rata-rata. Hal ini dibuktikan karena sebagian alumni dari Homeband merupakan band-band yang cukup ternama saat ini, contohnya saja CCCC dan PUTIH. Kedua band itu merupakan alumni dari Homeband Universitas Brawijaya. Tapi jangan sangka kalau player homeband generasi sekarang tidak sehebat alumninya. Generasi Homeband yang sekarang juga mempunyai player yang bukan main hebatnya dalam hal skill bermusik. Mereka tentunya lebih mempunyai skill dan pengalaman bermusik yang lebih bagus dari alumninya dulu sebab jaman sekarang lebih banyak media yang mendukung terbentuknya hal itu.
Semakin banyak ajang-ajang musik dan Music Clinic di Malang tentunya membuat generasi sekarang mempunyai bakat yang merata dan berkompeten. Hal ini membuat Homeband Universitas Brawijaya lebih mempunyai player yang berkemampuan dalam musik yang merata dan banyak pilihan player yang bisa diperoleh oleh Homeband di Universitas Brawijaya ini. Homeband mengharapkan potensi yang ada di Universitas Brawijaya dapat di maksimalkan dengan adanya Festival musik tahunan yaitu KHARISMA. Dengan kharisma, homeband dapat mengetahui peta musik di Universitas Brawijaya dari berbagai fakultas dan juga homeband dapat mengenalkan musik jazz pada para mahasiswa di universitas Brawijaya. Karena menurut homeband musik jazz merupakan musiknya “orang pintar”, artinya untuk menguasai aliran musik jazz memang membutuhkan skill bermusik yang serba plus. Dan homeband ingin membuat dunia musik di Universitas Brawijaya menjadi lebih kompeten dan berskill berkat musik jazz tersebut.
Tapi homeband jelas tidak berkonsentrasi pada musik jazz saja, sebab dunia musik merupakan dunia yang bebas berkreasi dan berinovasi. Jadi tidak ada batasan untuk terus berkreasi. Menurut homeband, musik jazz merupakan dewa dari aliran musik, sehingga jika suatu player bisa menguasai aliran jazz maka secara tidak langsung dia bakal fasih dalam aliran musik lain. Tapi homeband jelas tidak akan menghentikan kreasi dan inovasi dari tiap player, sebab kebebasan atas musik sendiri merupakan suatu modal penting dalam menciptakan musik yang benar-benar berkualitas dan berkarakter. ? Yd
Selamat Datang! Saya berterima kasih atas kunjungan anda ke Blog saya. sering - sering mampir lagi di www.erlanda-boz.blogspot.com.
Test Widget
Sabtu, 05 Juni 2010
BAND UB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar